Pupuk Organik dan Anorganik

Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan kepada tanah dengan tujuan memperbaiki sifat fisis, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Sifat fisis tanah berkaitan erat dengan tingkat kegemburan tanah, porositas dan daya serap. Sifat kimia berkaitan dengan pH (tingkat keasaman) dan ketersediaan unsur hara. Sedangkan sifat biologi berkaitan dengan mikroorganisme yang hidup di dalam tanah.

A. Pupuk Organik (Pupuk Alam)

Macam-macam pupuk organik adalah sebagai berikut:
  • Pupuk hijau. Pupuk hijau didapatkan dari tumbuhan muda, terutama dari jenis polong-polongan (leguminose), yang dibenamkan di lahan pertanian.
  • Pupuk kandang. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran hewan ternak, misalnya sapi, ayam, kambing, dan lain-lain.
  • Kompos. Pupuk kompos diperoleh dari bahan organik limbah pertanian, misalnya jerami, batang jagung, atau sampah yang dibusukkan bersama pupuk kandang. Pupuk kompos lebih banyak digunakan untuk menyuburkan tanaman-tanaman pot atau holtikultura.
Pupuk alam dapat memperbaiki sifat-sifat fisis tanah, yaitu: struktur, tata udara, daya resap air, dan daya tahan terhadap erosi. Selain itu, pupuk alam juga membentuk humus (bunga tanah) sehingga berperan juga dalam memperbaiki sifat biologi. Selanjutnya, peruraian dari humus akan menambah ketersediaan unsur-unsur hara.

B. Pupuk Anorganik (Pupuk Buatan)

Jenis-jenis pupuk anorganik meliputi pupuk nitrogen, pupuk kalium, pupuk fosfor, pupuk, majemuk, dan pupuk daun.
Pupuk nitrogen.
Contoh pupuk nitrogen antara lain:
  • Urea atau CO(NH2)2 yang memiliki kadar Nitrogen 45-46%,
  • ZA (Zwavelvuur Amonium) atau (NH4)2SO4 yang memiliki kadar Nitrogen 20,5-21%,
  • Sendawa Chili atau NaNO3 yang memiliki kadar nitrogen 15%, dan
  • Amonium Nitrat atau NH4NO3 yang memiliki kadar nitrogen sebesar 35%.

Jenis pupuk nitrogen yang paling banyak dipakai adalah ZA dan Urea.
Pupuk fosforus.

Contoh pupuk fosforus adalah:
  • Superfosfat tunggal (ES= Engkel Superfosfat) yang memiliki kadar P2O5 sebesar 5%,
  • Superfosfat rangkap (DS= Double Superfosfat) yang memiliki kadar P2O5 sebesar 30%,
  • Superfosfat Triple (TS= Triple Superfosfat) dengan kadar P2O5 sebesar 45%.

Dari ketiga jenis pupuk fosfor di atas, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah jenis TS.
Pupuk Kalium.

Contoh pupuk kalium adalah:
  • Kalium Klorida atau KCl yang memiliki kadar K2O sebesar 50%, dan
  • Kalium Sulfat (ZK= Zwavelvuur Kali) dengan kadar K2O sebesar 50%.
Pupuk majemuk.

Pupuk Nitrogen, Pupuk Phosphor, dan Pupuk Kalium adalah jenis pupuk tunggal. Ketiganya disebut sebagai pupuk tunggal karena hanya mengandung satu jenis unsur hara primer. Sedangkan pupuk majemuk mengandung lebih dari satu jenis unsur hara primer.
Contoh pupuk majemuk adalah:
  • Pupuk NPK yang mengandung amonium nitrat (NH4NO3),
  • Amonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4) dan Kalium Klorida (KCl).
Kadar masing-masing unsur dinyatakan dengan suatu angka. Contoh: Pupuk NPK 10-15-20, berarti mengandung 10% nitrogen (sebagai N), 15% fosfor (sebagai P2O5), dan 20% Kalium (sebagai K2O).

Setiap jenis tanaman memerlukan N, P dan K dengan perbandingan tertentu. Oleh karena itu, penggunaan pupuk majemuk disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dipupuk.
Pupuk Daun.

Pupuk daun diberikan kepada tanaman dengan cara disemprotkan pada daun sehingga terserap secara osmosis ataupun difusi melalui stomata (mulut daun). Pupuk daun biasanya mengandung unsur hara, namun terkadang mengandung vitamin, hormon dan zat tumbuh.
Contoh pupuk daun:
  • Wuxal dengan kandungan 9% N, 9% P2O5, 7% K2O, Fe, Mn, B, Zn, Mo, vitamin dan hormon tumbuh.
  • Contoh pupuk daun yang kedua adalah Baypolan yang mengandung 11% N, 10% P2O5, 6%K2O, Fe, Mn, Cu, Zn, dan Mo.
Sekian apa yang bisa saya informasikan semoga bisa bermnafaat, sehingga dapat memaksimalkan hal-hal alami di sekitar kita menjadi pupuk organik yang aman bagi ekosistem di sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent

Comment

Recent in Sports

Home Ads

Super

Comments

Good

Iklan Nih

Adbox

@templatesyard